Tindaklanjuti Kasus “Kawin Tangkap”, MOU Peningkatan Perlindungan Perempuan dan Anak di 4 Kabupaten Se-Sumba Sah Ditandatangani

Sumba Timur (6/7) – Sebuah video viral beberapa waktu lalu beredar luas di media sosial menunjukkan seorang perempuan menolak saat ditangkap secara paksa oleh sekelompok pria. Kasus tersebut diberitakan dan dipersepsikan sebagai tradisi kawin tangkap yang terjadi di Sumba, Nusa Tenggara Timur. 

Deputi Bidang Koordinasi Perlindungan Perempuan dan Anak Kemenko PMK Ghafur Dharmaputra menyatakan bahwa kasus tersebut terjadi sebagai pergesekan dalam aspek budaya. Menurut dia, kasus di video viral itu bukanlah tradisi kawin tangkap, melainkan kasus penculikan dan kekerasan terhadap perempuan.

”Kasus penculikan merupakan tindakan kriminal dan bukan merupakan bagian dari adat masyarakat Sumba. Penggunaan istilah kawin tangkap untuk menggambarkan adat perkawinan Sumba dianggap tidak sesuai dengan nilai budaya, dan perlu dikaji kembali,” kata Ghafur saat menghadiri forum dialog yang diadakan sebagai bagian Kunjungan Kerja Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ke Waingapu, Sumba Barat, pada Kamis (2/7) silam.

Forum dialog tersebut turut diikuti oleh tokoh agama, tokoh adat, akademisi, penyintas kekrasan kawin tangkap, pendamping LSM, pemerhati perempuan dengan Pemprov NTT, Pemda Kabupaten dan Kapolres se-Sumba. Forum dialog itu dilakukan untuk merespon kasus penculikan yang berulang sejak Desember tahun lalu dan terakhir pada Juni 2020.  

Di akhir dialog, Ghafur bersama seluruh komponen masyarakat, menyaksikan Wakil Gubernur NTT bersama Bupati Sumba Timur, Bupati Sumba Tengah, Bupati Sumba Barat, dan  Bupati Sumba Barat Daya menandatangani Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding/MOU) “Kerjasama Peningkatan Perlindungan Perempuan dan Anak di Kabupaten Sedaratan Sumba”.

Ghafur menekankan bahwa ditandatanganinya nota kesepahaman sebagai titik awal menuju perlindungan perempuan dan anak seutuhnya. “Dan harus diwujudkan melalui rencana aksi dengan menyusun strategi ataupun program yang lebih tajam dan terarah,” pungkasnya.

Kontributor Foto:
Editor :
Reporter: