Hadapi Bonus Demografi dengan Persiapan Optimal

Jakarta (8/8) -- Pagebluk Covid-19 menyebabkan alur pendidikan di Indonesia berubah. Pendidikan menghadapi tantangan besar, di mana proses belajar mengajar yang tadinya berlangsung secara tatap muka, kini harus menyesuaikan dengan memanfaatkan medium internet. Namun, tantangan nyata yang dihadapi dunia pendidikan bukanlah itu saja. 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, tantangan yang sangat perlu untuk diatasi di dunia pendidikan dewasa ini yaitu bonus demografi yang dipastikan akan tiba pada 2045 mendatang.

"Tantangan yang sangat perlu untuk diatasi yaitu akan hadirnya fase bonus demografi atau demografi deviden,"cetusnya saat menjadi pembicara kunci virtual dalam Seminar Nasional Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Malang, bertajuk “Aktualisasi Pendidikan Non Formal Dan Informal Di Era Pandemi Covid-19”, pada Sabtu (8/8).

Menurut Menko PMK, mulai dari fase awal kehidupan anak sampai fase pendidikan tinggi perlu dipersiapkan secara matang untuk mewujudkan bonus demografi yang produktif dan berkualitas sesuai Visi Indonesia Emas tahun 2045. 

Penguatan fase pendidikan anak perlu dilakukan agar pembangunan manusia Indonesia bisa terhindar dari jebakan-jebakan yang bisa menggagalkannya. Tidak hanya pendidikan formal, tetapi pendidikan informal yakni pendidikan luar sekolah (PLS) juga harus dikuatkan. 

"Jebakan utama di dunia pendidikan yang paling besar di tingkat SD SMP adalah drop out (tidak bisa melanjutkan sekolah), itu masih sangat tinggi. Kemudian jebakan kedua adalah ketidak relevanan antara kebutuhan dan lulusan. Dan ini jadi tannggung jawab bagi akademisi PLS dalam menghasilkan inovasi," ujar Muhadjir yang juga merupakan Guru Besar Sosiologi Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Bagi Menko Muhadjir, peranan pendidikan luar sekolah sangat penting. Itu karena sebagian besar waktu anak berada di luar sekolah, dan waktu di sekolah atau dalam kegiatan belajar mengajar formal sangat terbatas. Karenanya, menurut dia, pendidikan luar sekolah sangat berperan besar dalam menentukan karakter anak, perilaku anak, sampai bakat dan keahlian yang dimiliki anak.

"Peranan pendidikan luar sekolah sangat penting, karena waktu anak belajar di sekolah sangat terbatas dan sebagian besar waktu anak berada di luar sekolah. Dan justru suasana di luar sekolah yang akan menentukan perkembangan anak-anak ketika di usia SD SMP sampai beranjak ke SMA dan dalam menuju dunia kerja atau pendidikan lanjut," pungkas dia. (*)

Reporter: