Dalam rangka mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, penguatan konvergensi dan koordinasi di tingkat pusat sangat penting. Koordinasi yang baik dari berbagai pihak menjadi kunci dalam memastikan program – program yang dijalankan dapat saling melengkapi dan tidak tumpang tindih. Komitmen yang kuat akan mendorong implementasi program yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta memastikan alokasi sumber daya yang memadai untuk program – program terkait. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN didampingi Ibu Wakil Menteri pada High Level Meeting Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Pusat. Pertemuan dihadiri oleh para Wakil ketua pelaksana Tim percepatan penurunan Stunting yang terdiri dari Eselon 1 Kemenko PMK, Setwapres, Kementerian Perencanaan/ Bappenas, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri dan perwakilan pejabat tinggi madya dan pratama dari K/L terkait lainnya.
Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa hadir mewakili Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan dalam pertemuan High Level Meeting yang diselenggarakan oleh BKKBN selaku Ketua Pelaksana dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat pusat dan dipimpin langsung oleh Kepala BKKBN.
High Level Meeting dalam rangka percepatan penurunan stunting tahun 2024 dengan tema “Implementasi Strategi Nasional dalam Percepatan Penurunan Stunting untuk Indonesia Emas 2045” bertujuan untuk membahas berbagai isu strategis, menyusun langkah implementasi, serta mengoordinasikan pelaksanaan program di tingkat pusat dan daerah.
Dalam pertemuan tersebut, Jelsi memaparkan peran Kemenko PMK dalam pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, pengendalian dan pengawalan pelaksanaan percepatan penurunan stunting serta isu strategis dan upaya strategis yang perlu dilakukan Kemenko PMK dalam percepatan penurunan stunting.
“pada tahun 2024, Kemenko PMK sudah melakukan berbagai hal dalam rangka koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan pengawalan dalam upaya percepatan penurunan stunting mulai dari Pembentukan Tim kecil dan FGD Pengawalan Review Perpres 72/2021, menginisiasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting dari pusat sampai daerah, Pendampingan daerah untuk optimalisasi penggunaan Dana Insentif Fiskal dan pengawalan pelaksanaan PMT Lokal di 8 Provinsi, serta Sinkronisasi dan Koordinasi Dashboard Orkestrasi Pencegahan dan Penurunan Stunting bersama Tim Pakar dan K/L . Terkait Dashboard orkestrasi stunting, kedepan akan digunakan sebagai tools dalam perumusan Kebijakan percepatan pencegahan dan penurunan Stunting berbasis data secara presisi sehingga tepat sasaran, tepat penerima dan tepat lokasi” ungkap Jelsi.
“saat ini sedang berlangsung pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI 2024) , Kemenko PMK juga turut mengawal dalam pelaksanaan SSGI 2024 di beberapa kabupaten/kota dan diharapkan pengumpulan data SSGI tahun 2024 dapat segera selesai dan hasilnya dapat dipublikasi di bulan Februari 2025 sehingga kita dapat mengetahui capaian prevalensi stunting tahun 2024.
Dalam rangka mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, penguatan konvergensi dan koordinasi di tingkat pusat sangat penting. Koordinasi yang baik dari berbagai pihak menjadi kunci dalam memastikan program – program yang dijalankan dapat saling melengkapi dan tidak tumpang tindih. Komitmen yang kuat akan mendorong implementasi program yang lebih efektif dan berkelanjutan, serta memastikan alokasi sumber daya yang memadai untuk program – program terkait. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN didampingi Ibu Wakil Menteri pada High Level Meeting Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Pusat. Pertemuan dihadiri oleh para Wakil ketua pelaksana Tim percepatan penurunan Stunting yang terdiri dari Eselon 1 Kemenko PMK, Setwapres, Kementerian Perencanaan/ Bappenas, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Dalam Negeri dan perwakilan pejabat tinggi madya dan pratama dari K/L terkait lainnya.
Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Jelsi Natalia Marampa hadir mewakili Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan dalam pertemuan High Level Meeting yang diselenggarakan oleh BKKBN selaku Ketua Pelaksana dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat pusat dan dipimpin langsung oleh Kepala BKKBN.
High Level Meeting dalam rangka percepatan penurunan stunting tahun 2024 dengan tema “Implementasi Strategi Nasional dalam Percepatan Penurunan Stunting untuk Indonesia Emas 2045” bertujuan untuk membahas berbagai isu strategis, menyusun langkah implementasi, serta mengoordinasikan pelaksanaan program di tingkat pusat dan daerah.
Dalam pertemuan tersebut, Jelsi memaparkan peran Kemenko PMK dalam pelaksanaan Koordinasi, Sinkronisasi, pengendalian dan pengawalan pelaksanaan percepatan penurunan stunting serta isu strategis dan upaya strategis yang perlu dilakukan Kemenko PMK dalam percepatan penurunan stunting.
“pada tahun 2024, Kemenko PMK sudah melakukan berbagai hal dalam rangka koordinasi, sinkronisasi, pengendalian dan pengawalan dalam upaya percepatan penurunan stunting mulai dari Pembentukan Tim kecil dan FGD Pengawalan Review Perpres 72/2021, menginisiasi dan mengkoordinasikan pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak pencegahan stunting dari pusat sampai daerah, Pendampingan daerah untuk optimalisasi penggunaan Dana Insentif Fiskal dan pengawalan pelaksanaan PMT Lokal di 8 Provinsi, serta Sinkronisasi dan Koordinasi Dashboard Orkestrasi Pencegahan dan Penurunan Stunting bersama Tim Pakar dan K/L . Terkait Dashboard orkestrasi stunting, kedepan akan digunakan sebagai tools dalam perumusan Kebijakan percepatan pencegahan dan penurunan Stunting berbasis data secara presisi sehingga tepat sasaran, tepat penerima dan tepat lokasi” ungkap Jelsi.
“saat ini sedang berlangsung pelaksanaan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI 2024) , Kemenko PMK juga turut mengawal dalam pelaksanaan SSGI 2024 di beberapa kabupaten/kota dan diharapkan pengumpulan data SSGI tahun 2024 dapat segera selesai dan hasilnya dapat dipublikasi di bulan Februari 2025 sehingga kita dapat mengetahui capaian prevalensi stunting tahun 2024.