KEMENKO PMK – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, para lulusan Universitas Muhammadiyah Malang yang mayoritas diisi oleh generasi muda mempunyai tanggung jawab besar untuk turut serta membangun Indonesia Emas pada tahun 2045.
Hal itu disampaikan saat memberikan sambutan secara daring dalam agenda “Wisuda ke-110 Tahun 2023 Program Vokasi, Sarjana, dan Pascasarjana Universitas Muhammadiyah”, pada Selasa (26/9).
Muhadjir menambahkan, para wisudawan akan menghadapi situasi yang terus berubah, bergerak dengan sangat kompleks, dan rentan terhadap berbagai macam tantangan yang disebut juga dengan VUCA dalam buku berjudul “The Fourth Industrial Revolution” karya dari Klaus Schwab.
“Dia menyebutkan bahwa salah satu hal yang harus diwaspadai adalah revolusi 4.0. Ini sangat berbeda skala, skope, dan kompleksitasnya dibanding revolusi industri yang pernah terjadi selama ini,” ucap Muhadjir sambil menunjukkan buku yang ditulis oleh pendiri dan presiden pertama dari World Economic Forum.
VUCA sendiri merupakan singkatan dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity. Keempatnya diartikan sebagai gejolak, ketidakpastian, kompleksitas, serta ambiguitas dalam kehidupan dunia modern era revolusi industri 4.0.
Muhadjir menjelaskan, salah satu produk dari revolusi industri 4.0 adalah kehadiran artificial intelligence atau kecerdasan buatan yang hampir selalu ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, Muhadjir mengatakan kecerdasan buatan tersebut seringkali mengontrol dan mengendalikan kehidupan manusia.
“Handphone kita salah satu contoh konkret yang paling dekat. Didalamnya mengandung kecerdasan buatan. Ada algoritma yang bisa menggiring kita kepada informasi-informasi yang berangkali sedang dibutuhkan,” kata Muhadjir.
Lebih lanjut, Muhadjir mengakui satu sisi perkembangan teknologi bagus untuk menunjang kebutuhan manusia. Namun begitu, Muhadjir juga mewanti-wanti kecerdasan buatan dapat berpotensi membahayakan privasi dan berpengaruh negatif bagi kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Hal itu disebabkan karena seringkali informasi yang berkembang di tengah masyarakat merupakan informasi dan data palsu yang dapat menyesatkan.
“Sebagian besar adalah informasi sampah yang dapat membuat otak kita terpengaruh. Ini tantangan kita, dari waktu ke waktu akan terus berkembang hingga puluhan tahun mendatang,” ucap Muhadjir.
Sejalan dengan perkembangan teknologi itu, Muhadjir juga turut menceritakan temuannya saat berkunjung ke salah satu pabrik industri tekstil. Ia mengatakan, terdapat kurang lebih 30 persen tenaga pabrik yang terdampak perkembangan teknologi dan telah digantikan oleh robot. Menurutnya, keadaan ini akan terus berkembang dan menyebabkan manusia tidak hanya akan bersaing dengan manusia lainnya, tetapi juga bersaing dengan perkembangan artificial intelligence yang tersemat dalam mesin robot.
“Mari siapkan diri kalian untuk menghadapi perubahan tantangan ke depan, jangan merasa nyaman di sebuah zona dan harus mau bergerak maju,” seru Muhadjir.