Kemenko PMK Dorong Penguatan Ekosistem Riset dan Inovasi Perguruan Tinggi

KEMENKO PMK — Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Ojat Darojat, menyampaikan bahwa perguruan tinggi memiliki peran strategis sebagai instrumen utama dalam pembangunan nasional.

Menurutnya, peran strategis perguruan tinggi sejalan dengan arahan Presiden untuk mempersiapkan Generasi Emas Indonesia 2045. Hal tersebut disampaikannya dalam Rapat Koordinasi Tindak Lanjut Intermediasi Riset dan Inovasi Klaster Perguruan Tinggi di Ruang Rapat Lantai 14, Kantor Kemenko PMK, pada Senin (28/4/2025).

"Pendidikan adalah instrumen strategis yang tidak tergantikan untuk membangun masyarakat yang maju," ujarnya.

Lebih lanjut, Deputi Ojat menyampaikan, pemerintah berupaya membangun ekosistem riset dan inovasi perguruan tinggi yang berdampak nyata bagi masyarakat luas, terutama juga untuk dunia industri dan bisnis. Salah satu langkah penting adalah meningkatkan kontribusi perguruan tinggi dalam pengembangan riset dan inovasi, yang juga sebagai bagian dari upaya memperbaiki peringkat global pendidikan tinggi Indonesia.

Ojat menjelaskan, pemerintah akan memperkuat koordinasi dan sinkronisasi utk melakukan memediasi hasil riset dengan dunia industri. Pemerintah juga tengah mengkaji optimalisasi instrumen pendanaan riset, termasuk memanfaatkan dana Riset dan Inovasi di LPDP serta mengalokasikan dana khusus untuk proyek inovasi strategis. 

"Riset perlu dikembangkan menjadi knowledge product yang bermanfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan industri," ungkapnya.

Rapat koordinasi ini diikuti oleh perwakilan dari Kemendiktisaintek, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama perwakilan Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dari seluruh Indonesia. Dalam rapat koordinasi, masing-masing perwakilan kementerian, lembaga, dan perguruan tinggi juga menyampaikan sejumlah usulan dan masukan mengenai intermediasi riset dan inovasi.

Beberapa di antaranya menekankan pentingnya kolaborasi erat antara dunia industri dan perguruan tinggi dalam pengembangan riset. Selain itu, ekosistem riset perlu diubah dari sekadar menghasilkan karya yang publishable menjadi riset yang applicable dan berdampak nyata. Dibahas pula pentingnya memperkuat kapasitas dosen sebagai periset, termasuk perlunga dukungan untuk mendorong lahirnya periset penuh di lingkungan perguruan tinggi.

Deputi Ojat menyimpulkan terdapat tiga aspek strategis yang perlu diperkuat, yaitu klasterisasi, kolaborasi, dan regulasi. Dari aspek klasterisasi, ia menekankan pentingnya klasterisasi berdasarkan kekhasan masing-masing perguruan tinggi. 

Kemudian, dari aspek kolaborasi, ia menekankan kolaborasi lintas perguruan tinggi, dunia usaha, dunia industri, hingga antar lembaga pemerintahan, termasuk dalam penggunaan bersama laboratorium tanpa biaya, kolaborasi anggaran, dan hilirisasi hasil riset.

Dari aspek regulasi, Ojat menekankan pentingnya harmonisasi kebijakan terkait pendanaan riset, tata kelola, dan jalur penerimaan dosen berbasis riset. Keseluruhan langkah ini menjadi bagian dari konsolidasi, sinkronisasi, dan pengendalian yang menjadi tugas Kemenko PMK.

"Mudah-mudahan tugas ini bisa kita laksanakan. Apa yang telah disampaikan akan dirangkum, dibahas, dan hasilnya akan kita bawa ke tahap berikutnya," pungkasnya.