KEMENKO PMK -- Asisten Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Monalisa H. Rumayar, menegaskan pentingnya sinergi multipihak dalam upaya pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat pascabencana.
Hal itu disampaikannya dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) di Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Selasa-Kamis 17-19 Juni 2025.
Kegiatan yang dipimpin Kemenko PMK ini melibatkan Kementerian Desa dan mitra masyarakat sipil dari Indonesia Social Sustainability Forum (ISSF). Fokus utama adalah memperkuat kolaborasi lintas sektor dalam rehabilitasi wilayah terdampak bencana, khususnya pascasiklon tropis Seroja.
Dalam pertemuan dengan BPBD Sumba Timur, dibahas progres pembangunan 1.922 unit hunian tetap (huntap) di empat desa terdampak. Kemenko PMK juga mendorong pengembangan kawasan huntap melalui pembangunan pasar penyintas, fasilitas olahraga, dan gudang logistik. Usulan ini disambut baik dan akan dikoordinasikan lebih lanjut dengan OPD terkait.
"Kami mengusulkan pengembangan kawasan huntap melalui pembangunan pasar penyintas, fasilitas olahraga, dan gudang logistik," ungkap Monalisa.
Kunjungan juga dilakukan ke PT Muria Sumba Manis (MSM), salah satu pelaku usaha yang telah memberdayakan warga penyintas bencana sebagai tenaga kerja di perkebunan tebu. PT MSM diketahui telah merekrut sejumlah penyintas bencana sebagai pekerja, khususnya dari Desa Tanaraing dan Watuhadang—dua desa lokasi huntap yang letaknya berdekatan langsung dengan area perkebunan tebu PT MSM.
"Inisiatif ini tidak hanya berkontribusi pada pemulihan sosial-ekonomi warga, tetapi juga memperkuat ketahanan komunitas secara berkelanjutan," ujar Monalisa.
PT MSM turut menanggulangi kekeringan dan keterbatasan air dengan melakukan penghijauan berbasis komunitas di Sabana Puru Kambera. Melalui pengembangan perkebunan tebu dan pembangunan embung, PT MSM berhasil mengelola lahan keras dan kering menjadi area pertanian produktif, bahkan menerapkan teknologi irigasi melalui saluran infus untuk setiap pohon tebu.
Selain itu, Tim Monev meninjau Mini Arboretum di Desa Patawang, sebuah model pemulihan ekonomi berbasis komunitas yang telah memproduksi sayuran, buah, dan telur ayam secara berkelanjutan, didukung infrastruktur air dari PT MSM dan sinergi lintas OPD.
Tim Monev juga meninjau pembangunan rumah dari dana stimulan BNPB di Desa Patawang. Salah satu rumah yang dibangun secara gotong royong oleh warga dan pemerintah desa terlihat kokoh dan layak huni sebagai bagian dari pemulihan pascabencana angin siklon tropis Seroja.
"Kegiatan ini merupakan bentuk nyata peran koordinatif Kemenko PMK dalam mengonsolidasikan sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dunia usaha, dan masyarakat sipil dalam memperkuat ketangguhan sosial masyarakat pascabencana," tutup Asdep Monalisa.