Siaga Bencana, Menko PMK Upayakan Tambahan Dapur Umum

KEMENKO PMK -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa curah hujan meningkat di hampir seluruh wilayah Indonesia hingga 70% mulai November 2021 dan mencapai puncaknya di Januari-Maret 2022. La Nina diprediksi terus berkembang di Indonesia dengan intensitas lemah sampai sedang setidaknya hingga Februari 2022. 

Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh merupakan daerah yang kerap memiliki beberapa potensi bencana, seperti gempa, maupun bencana hidrometeorologi diantaranya banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). 

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan agar tiap level pemerintahan dan masyarakat melakukan tindakan antisipasi bencana hidrometeorologi yang dipengaruhi oleh La Nina. 

“Saya senang sekali hari ini dari seluruh kekuatan yang ada di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh menunjukkan kesiapannya menghadapi kemungkinan-kemungkinan terjadinya bencana. Yang sebetulnya ini tidak kita kehendaki, yang bisa saja terjadi menimpa kepada rakyat dan penduduk yang ada di sini,” ujarnya saat menjadi Pembina dan memberikan arahan di Apel Kesiapsiagaan Bencana La Nina di Halaman Kantor Wali Kota Sungai Penuh, Minggu (28/11). 

Pada apel tersebut, bertindak selaku Pemimpin Apel ialah Mayor Inf. Liswar, SH, Pamen Kodim 0417 Kerinci. Turut pula mengikuti apel Bupati Kerinci Adirozal dan Wali Kota Sungai Penuh Ahmadi Zubir.

Menko PMK menekankan, kesiapsiagaan bencana sangat penting untuk meminimalisir risiko serta dampak yang tidak diinginkan. Sebagaimana dilaporkan, Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh menjadi ‘langganan’ banjir dan dampaknya sawah di sana hanya mampu panen sekali dalam setahun. 

Selain itu, dalam rangka mempersiapkan kemungkinan terjadinya bencana alam yang memang seringkali terjadi tiap tahunnya, baik Kabupaten Kerinci maupun Kota Sungai Penuh, saat ini hanya memiliki satu dapur umum. 

“Itu nanti mesti saya bicarakan dengan kementerian terkait yang membidangi dan akan kita koordinasikan, termasuk kekurangan-kekurangan peralatan misalnya dapur umum yang saat ini hanya ada satu.  Terutama Kemensos untuk membantu pengadaan dapur umum,” tuturnya. 

Kerja Bersama 

Pada saat memberikan arahan di Apel Kesiapsiagaan Bencana, Muhadjir menekankan kerja sama semua pihak sangat diperlukan agar antisipasi bencana dapat lebih maksimal. Mulai level provinsi, kabupaten/kota diharapkan melakukan kesiapsiagaan di daerah, OPD Provinsi menyiapkan sumber daya, melakukan simulasi bencana kontijensi, serta menghimpun relawan dan dukungan lainnya untuk kesiapsiagaan. 

Pada level kabupaten/kota, yaitu melakukan sosialisasi daerah rawan bencana hidrometeorologi, memastikan tempat evakuasi, memastikan kesiapsiagaan, memastikan seluruh OPD siap sumber daya, dan melakukan aktivasi Pusdalops di BPBD. 

Pada level kecamatan/desa/kelurahan perlu memastikan kesiapan tempat evakuasi, melakukan sosialisasi informasi kepada masyarakat dengan protokol kesehatan, memperkuat desa/kelurahan tangguh bencana, juga melakukan simulasi mandiri sesuai rencana evakuasi yang sudah dibuat. 

“Pada level masyarakat yaitu harus memastikan masyarakat tangguh, informasi terkait kebencanaan benar-benar sampai. Tidak kalah penting harus dilakukan penguatan manajemen bencana mulai dari rumah, sekolah, tempat ibadah, pelayanan kesehatan, kantor, pasar, dan fasilitas-fasilitas umum yang ada,” papar Muhadjir. 

Ia pun berharap melalui Apel Kesiapsiagaan Bencana akan dapat mendorong upaya peningkatan antisipasi dan kesiapsiagaan hidrometeorologis serta mulai membudayakan kapasitas adaptasi dan tanggap bencana untuk mewujudkan Indonesia yang tangguh. (*) 
 

Kontributor Foto:
Reporter: