Kemenko PMK menyatakan pentingnya inisiasi Aksi Nyata GNRM untuk mendorong gerakan masyarakat terkait pencegahan tanah longsor dan banjir serta kemandirian ekonomi masyarakat. Inisiasi Aksi Nyata GNRM ini melalui Gerakan Penanaman Sepuluh Juta Pohon.
Melalui Inpres No. 12 Tahun 2016 diamanatkan kepada semua Kementerian/Lembaga untuk melaksanakan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang dapat dipahami sebagai gerakan bersama merubah dari yang baik menjadi lebih baik melalui internalisasi nilai-nilai etos kerja, gotong royong, dan integritas.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir dan longsor merupakan bencana yang paling sering terjadi di Indonesia. Selama periode Januari 2021 hingga Februari 2022, lokasi tanah longsor ada di 809 kecamatan, dan lokasi banjir di 1.555 kecamatan di seluruh Indonesia. Untuk itu, Kemenko PMK menyatakan pentingnya inisiasi GNRM untuk mendorong gerakan masyarakat terkait pencegahan tanah longsor dan banjir di kemudian hari.
Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olah Raga Kemenko PMK, Didik Suhardi menegaskan, sebagai satu gerakan bersama, pelaksanaan GNRM memerlukan kolaborasi partisipatif (pentahelix) dalam mewujudkan lima program GNRM. Lima program GNRM yaitu, Gerakan Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.
Inisiasi Aksi Nyata GNRM melalui Gerakan Penanaman Sepuluh Juta Pohon ini mendukung perubahan dalam konteks Gerakan Indonesia Bersih. “Diharapkan aksi nyata ini dapat mendorong etos kerja dan gotong royong untuk kemandirian ekonomi masyarakat. Tercipta pula budaya menanam pohon adalah kebutuhan dan gaya hidup baru, “tutur Didik, Rabu (16/2).
“Melalui gerakan penanaman sepuluh juta pohon juga diharapkan paling tidak dapat mengurangi impor buah (melalui penanaman pohon buah) dan memberikan legacy dalam membangun pertumbuhan ekonomi masyarakat, “imbuhnya di sela rapat koordinasi inisiasi GNRM dengan beberapa pihak dari pemerintahan.
Rencana ini disambut baik oleh Direktur Mitigasi Bencana, BNPB, Taufik Kartiko. Menurutnya, kegiatan penanaman pohon dapat diintegrasikan juga dengan upaya pemberdayaan masyarakat di sekitar lokasi. Demikian juga dengan Kementerian Sosial (Kemensos), yang diwakili Edhy Suwarna. Prinsipnya Kemensos siap mendukung, pada tahun 2021, Kemensos telah melaksanakan kegiatan sejuta pohon di Indonesia fokusnya di wilayah pesisir pantai.
Kementerian BUMN yang diwakili oleh Edi Eko Cahyono, juga mendukung kegiatan ini. “Di KemenBUMN sudah dibentuk Forum Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) BUMN yang salah satu programnya adalah pencanangan penanaman satu juta pohon dikoordinasikan oleh Perhutani lingkupnya di rehabilitasi hutan dan lahan Danau Toba. Untuk daerah lain dapat dikoordinasikan lagi sesuai kebutuhan program ini, “tegasnya.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KemenLHK) melalui Direktorat Rehabilitasi Hutan, Junaedi, mendukung penuh dengan usulan lokasi kegiatan di 10 Provinsi yang telah terdapat Balai KLHK untuk penyediaan bibit tanaman. “Walaupun prioritas tanaman buah, diharapkan gerakan ini juga dapat menanggulangi lahan kritis untuk mendukung program KemenLHK, “tuturnya.
Tak ketinggalan Kementerian Pertanian. “Dalam hal ini kami juga memiliki program, baru launching di Ciwidey, Jawa Barat kerjasama BUMN PTPN 8 dan Perhutani yakni penanaman sejuta tanaman kopi serentak di seluruh Indonesia. Rencana selanjutnya akan dilakukan di Toraja, “tutur Chandra mewakili Kementerian Pertanian.
Dukungan penuh juga didapat dari Seameo Biotrop (Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology) dalam hal ini melalui Profesor Supriyanto, peneliti senior Institut Pertanian Bogor( IPB) “Harapannya juga dapat dilakukan inventarisasi kantor-kantor yang masih memiliki tanah kosong untuk model konservasi buah tropis menggunakan teknologi berbuah sepanjang tahun,“tegasnya seraya menyebut pihaknya telah menanam sekitar 30 hektar tanaman buah di 36 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Sebagai tindak lanjut rapat koordinasi ini, akan dirancang pertemuan teknis untuk membahas rencana launching, lokasi kegiatan, jenis tanaman, inventarisasi penyediaan bibit, dan sinergi program serupa yang sudah ada di berbagai Kementerian/Lembaga. Penanaman sepuluh juta pohon ini dapat ditindaklanjuti sebagai upaya mitigasi bencana, pengurangan lahan kritis, dan juga untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat sekitar.
Reporter PS
Foto : Humas Kemenko PMK