Kolaborasi Lintas Sektor Pembudayaan Literasi, Inovasi, dan Kreatifitas di Sumba Barat

KEMENKO PMK -- Rapat Koordinasi Pembudayaan Literasi, Inovasi, dan Kreativitas bertempat di Kantor Bupati Sumba Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dipimpin oleh Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Kemenko PMK dan dihadiri oleh Wakil Bupati Sumba Barat, Sekda Sumba Barat, Kepala Bappelitbangda Sumba Barat, perwakilan dari Kemenko Marves, Kemendikbudristek, Perpusnas RI, Kemenpora, Kemenparekraf, KKP, Kominfo, Kepala Balai BPDAS LH Benain Noelmina, NTT, Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Wilayah, Para Kepala Dinas Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat, dan Ketua Adat Marapu Sumba Barat pada Rabu (27/7). 

Dalam sambutan Wakil Bupati Sumba Barat, John Lado Bora Kabba menyampaikan bahwa Kabupaten Sumba Barat memiliki berbagai potensi unggulan di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan, kebudayaan dan pariwisata. Di sektor pertanian komoditi unggulan antara lain jambu mente, kelapa, serta coklat. Sektor peternakan berupa ternak besar seperti kerbau, sapi dan kuda. Sektor perikanan memiliki potensi penangkapan ikan dan budidaya antara lain rumput laut. Sektor pariwisata memiliki potensi obyek daya tarik wisata berupa Pasola, wisata alam, wisata budaya, kampung adat, dan lain–lain. Sumba Barat memiliki potensi sumber daya alam yang jika dikembangkan dengan baik akan sangat membawa dampak bagi kesejahteraan masyarakatnya. 

Mengelola potensi-potensi tersebut tentu saja membutuhkan sumber daya manusia berkualitas yang mampu berinovasi. Tidak dipungkiri, kualitas sumber daya manusia di Sumba Barat masih relatif rendah. Oleh karena itu, upaya pembudayaan literasi, inovasi dan kreativitas masyakarat Sumba Barat memiliki peluang dan tantangannya tersendiri.

"Saya mengharapkan dengan dilaksanaakannya Rakor pada hari ini, akan tercipta sinergitas dan kolaborasi lintas Kementerian/Lembaga maupun Pemerintah Daerah guna menyelaraskan program kegiatan yang mampu menumbuhkan budaya literasi, inovasi dan kreativitas di tengah masyarakat Sumba Barat", pungkas John Lado. 

Molly Prabawaty selaku Asisten Deputi Literasi, Inovasi dan Kreativitas, Kemenko PMK menyampaikan bahwa budaya literasi perlu diarahkan dalam rangka mendorong inovasi dan kreativitas untuk mengatasi isu-isu penting.

"Peningkatan budaya literasi perlu diarahkan dalam rangka mendorong inovasi dan kreativitas yang dibutuhkan untuk mengatasi isu-isu penting seperti penurunan angka kemiskinan, stunting, pemenuhan hak anak, pembangunan karakter sejak usia dini, pembangunan kewilayahan, penanggulangan bencana, kesehatan, dan pendidikan," jelasnya. 

Rakor ini diselenggarakan dalam rangka mendukung Kabupaten Sumba Barat yang sangat membutuhkan perhatian dan dukungan dari Pemerintah Pusat dalam upaya membangun sumber daya manusia dan kebudayaan, serta sarana dan prasarana. 

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Sumba Barat yang diwakili oleh Bapak Wakil Bupati, Sekretaris Bappeda, dan Kepala Dinas Perpustakaan datang beraudiensi ke Kemenko PMK tanggal 31 Mei 2022 dan menyampaikan bahwa saat ini Sumba Barat belum memiliki Gedung Olahraga (GOR), Perpustakaan Daerah, dan jaringan internet yang memadai. 

Di sisi lain, Sumba Barat memiliki potensi dan daya tarik yang besar dari faktor alam dan budayanya. Di bidang perikanan, Sumba Barat sebetulnya memiliki hasil laut cumi-cumi yang sangat baik, namun karena belum didukung oleh alat tangkap yang memadai, hasil laut ini malah kemudian dinikmati oleh daerah lain.

Demikian juga dengan pariwisata alam dan budaya yang merupakan andalan dari Sumba Barat, belum optimal pengembangan destinasi wisata dan promosinya. Di bidang literasi masyarakat Sumba Barat juga masih rendah, perlu dibantu untuk meningkatkan budaya gemar membaca dan bagaimana menggerakkan literasi membaca khususnya di masyarakat adat Marapu yang ada di Sumba Barat.

Dengan semangat membaca yang kuat diharapkan masyarakat akan berpengetahuan dan mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang inovatif dan kreatif sehingga pada akhirnya literasi dapat menciptakan barang dan jasa yang dapat mensejahterakan, atau dengan kata lain “Literasi untuk Kesejahteraan”. 

Asdep Molly juga mengatakan bahwa Kemenko PMK berkoordinasi dengan K/L lainnya dalam memberikan dukungan melalui program/kegiatan yang bertujuan untuk membangun sumber daya manusia dan kebudayaan di Kabupaten Sumba Barat ini.

"Semoga kegiatan ini dapat memberikan sumbangsih yang mampu menjawab harapan Pemerintah Daerah dan semoga sinergi dan gotong royong dari para pemangku kebijakan dapat bermanfaat untuk peningkatan kapabilitas budaya literasi, kecakapan hidup individu dan kesejahteraan masyarakat," tuturnya.

Pada Rakor ini dihadiri oleh Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemdikbudristek Sjamsul Hadi, Kepala Pusat Pengembangan Perpustakaan Umum dan Khusus, Perpusnas Upriyadi, Direktur Destinasi Wilayah II Kemenparekraf Wawan Gunawan, Direktur Layanan TI Pemerintah dan Masyarakat BAKTI Kominfo Danny Januar Ismawan, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Olahraga, Kemenpora Alfredo Do Karmo, Koordinator pada Direktur Kapal Perikanan dan Alat Tangkap KKP Didit Eko Setiawan, dan Koordinator Fungsi Keaksaraan dan Budaya Baca Direktorat PMPK Kemendikbudristek Cecep Suryana.

Setelah Rakor selesai, dilanjutkan kunjungan lapangan ke Lokasi Rencana Pembangunan Gedung Perpustakaan di Kelurahan Kampung Sawah Kecamatan Kota Waikabubak dilanjutkan ke lokasi GOR Di Kelurahan Diratana Kecamatan Loli.

Selain itu, Kemenko PMK menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah Sumba Barat yang berkontribusi menyukseskan program penanaman 10 juta pohon yang merupakan arahan Bapak Presiden RI kepada Bapak Menko PMK selaku Ketua Panitia Pelaksana GPDRR (Global Platform for Disaster Risk Reduction) melalui penanaman 40.300 pohon (10.000 trembesi, 30.000 merbau, dan 300 pohon buah) secara bertahap yang akan dilaksanakan pada 28 Juli 2022 Lokasi di SMK Negeri 1 Loli Kelurahan Weedabo yang akan melibatkan jajaran pemerintah daerah kabupaten Sumba Barat, anak sekolah dan masyarakat.

Selesai penanaman pohon, kegiatan selanjutnya yaitu dialog dengan masyarakat di kampung nelayan serta kunjungan ke destinasi pariwisata dan budaya.

Kontributor Foto:
Reporter: