Mahasiswa UMS Gali Ilmu Kehumasan di Kemenko PMK

KEMENKO PMK — Kepala Biro Komunikasi dan Persidangan Kemenko PMK, Budi Prasetyo, menerima kunjungan dari mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, pada Kamis (17/7/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan pembelajaran lapangan yang bertujuan untuk memahami praktik kehumasan di instansi pemerintahan secara langsung.

Dalam sambutannya, Budi menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa untuk belajar langsung ke instansi pemerintah. Ia menilai kegiatan semacam ini sangat bermanfaat, baik bagi mahasiswa sebagai calon praktisi komunikasi, maupun bagi pemerintah sebagai pelaksana komunikasi publik.

“Kami senang sekali bisa menerima teman-teman mahasiswa di Kemenko PMK. Ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan bagaimana kehumasan bekerja dalam mendukung tugas-tugas pemerintahan, khususnya dalam koordinasi lintas kementerian dan lembaga,” ujar Budi.

Pada kesempatan tersebut, Budi memaparkan secara komprehensif tentang tugas dan fungsi Kemenko PMK sebagai kementerian koordinator yang bertanggung jawab dalam koordinasi, sinkronisasi dan pengendalian kebijakan pembangunan manusia dan kebudayaan. Dalam perannya tersebut, komunikasi menjadi instrumen penting untuk memastikan informasi kebijakan dapat tersampaikan dengan efektif kepada masyarakat.

“Kemenko PMK tidak hanya menyampaikan informasi, tetapi juga membangun narasi, memperkuat pesan, dan menjaga kepercayaan publik terhadap kebijakan pemerintah. Strategi komunikasi kami harus responsif terhadap dinamika sosial dan mampu menjangkau berbagai lapisan masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Budi menjelaskan bahwa Biro Komunikasi dan Persidangan secara aktif mengelola berbagai kanal komunikasi seperti media sosial, situs web, siaran pers, dan forum komunikasi publik. Selain itu, pihaknya juga menjalin kemitraan dengan media massa dan komunitas strategis guna memperluas jangkauan informasi.

Ia menambahkan bahwa tantangan komunikasi publik saat ini tidak hanya pada penyebaran informasi, tetapi juga pada kemampuan menyaring dan menanggapi arus informasi yang cepat di era digital. Oleh karena itu, pendekatan komunikasi harus semakin kreatif, kolaboratif, dan berbasis data.

Dalam sesi diskusi, mahasiswa antusias mengajukan berbagai pertanyaan mulai dari strategi membangun citra lembaga, penanganan isu-isu sensitif, hingga dinamika koordinasi komunikasi antar-kementerian. Momen ini pun menjadi sarana pembelajaran interaktif yang membuka wawasan para mahasiswa terhadap dunia kerja komunikasi di sektor publik.