KEMENKO PMK – Sebagaimana kita ketahui bersama, hasil Survei Kesehatan Nasional (SKI) 2023 menunjukkan masih adanya tantangan gizi anak usia sekolah di Indonesia. Sebanyak 18,7 persen anak mengalami stunting, 19,7 persen mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, dan 16,3 persen mengalami anemia. Tiga beban masalah gizi ini merupakan tantangan nyata yang harus kita hadapi bersama dengan pendekatan multisektor, lintas program, dan berbasis bukti.
Model Gizi Anak Usia Sekolah Dasar Terintegrasi ini menjadi contoh nyata kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan mitra pembangunan dalam memperkuat intervensi gizi berbasis sekolah dan keluarga.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan, didampingi oleh Asisten Deputi Peningkatan Gizi dan pencegahan Stunting Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), melakukan Pemantauan dan Evaluasi pelaksanaan Model Gizi Anak Sekolah terintegrasi yang dikembangkan di 3 lokasi percontohan salah satunya Kabupaten Pasuruan.
Kabupaten Pasuruan menjadi salah satu lokasi percontohan Nasional bersama 2 lokasi lainnya yaitu Kab. Kupang-NTT dan Kab. Tana Toraja-Sulsel dalam penerapan program gizi dengan pendekatan berbasis sekolah dan keluarga untuk memperbaiki status gizi anak-anak usia sekolah. Di Kabupaten Pasuruan, implementasi dan pendampingan oleh WFP dilaksanakan di lokasi terpilih yaitu di Kecamatan Pandaan dan Gondang Wetan.
Dalam Rapat Evaluasi tersebut, Deputi Peningkatan Kualitas Kesehatan, Sukadiono menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah Darrah Pasuruannya yang telah berkomitmen kuat dalam implementasi Model Gizi Anak Sekolah.
Salah satu bentuk komitmen Pemerintah daerah Pasuruan Adalah terbitnya Peraturan Bupati Pasuruan tentang pelaksanaan Gizi Anak Sekolah Terintegrasi yang didukung oleh beberapa OPD terkait dan diimplementasikan di 7 (tujuh) Sekolah Dasar sebagai percontohan.
Hal ini disampaikan saat menghadiri rapat koordinasi bersama Bupati Pasuruan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, di Pendopo Kabupaten Pasuruan, Kamis (13/11/2025).
“Apresiasi kepada Bappelitbangda sebagai koordinator lintas OPD, Dinas Pendidikan yang telah memfasilitasi pelatihan bagi kepala sekolah dan guru, Dinas Kesehatan yang memimpin edukasi gizi dan pengawasan sekolah sehat, serta Dinas Sosial yang mengintegrasikan pesan gizi dalam sesi Pengembangan Keluarga (P2K2) bagi penerima manfaat PKH.” jelas sukadiono.
Lebih lanjut Sukadiono menyampaikan bahwa perlu dilakukan langkah kolaboratif antara pemerintah pusat dan daerah dalam mempercepat peningkatan kualitas gizi anak, penurunan stunting, dan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) bapak presiden yaitu MBG, terutama melalui pendekatan berbasis sekolah.
Peningkatan kualitas gizi anak tidak bisa dikerjakan sendiri oleh satu pihak. Diperlukan kerja bersama lintas sektor dari pusat, daerah, dunia pendidikan hingga masyarakat. Sekolah menjadi titik strategis untuk membangun perilaku hidup sehat dan gizi seimbang sejak dini.
“Sinergi lintas sektor seperti inilah yang menjadi kunci keberhasilan program. Karena perbaikan gizi anak tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi juga pendidikan, sosial, pertanian, dan masyarakat itu sendiri.” ujar Sukadiono.
Saat ini, terdapat tujuh sekolah dan madrasah di dua kecamatan yaitu Pandaan dan Gondang Wetan yang telah menjadi lokasi pendampingan dan penerapan Model Gizi Anak Sekolah Terintegrasi, yaitu:
1. SDN Kebon Waris 1 Pandaan
2. SD Ma’arif Jogosari Pandaan
3. SD Muhammadiyah 3 Pandaan
4. SDN Bayeman II Gondang Wetan
5. SDN Kalirejo Gondang Wetan
6. MI Darul Ulum Gondang Wetan
7. MI Miftahul Ulum Gondangrejo
Usai rapat koordinasi, rombongan Kemenko PMK bersama Pemerintah Kabupaten Pasuruan melakukan kunjungan lapangan ke SDN Kalirejo, Kecamatan Gondang Wetan, serta SD Muhammadiyah 3 Pandaan. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung Model gizi anak sekolah terintegrasi dan pelaksanaan MBG yang memadukan program sekolah sehat dengan edukasi gizi (UKS, Kantin sehat, PHBS).
Deputi Sukadiono menilai penerapan model gizi anak sekolah serta MBG di Kabupaten Pasuruan menunjukkan hasil positif dan dapat menjadi contoh bagi daerah lain. Program ini melibatkan guru, siswa, orang tua, komite sekolah, serta kader kesehatan secara aktif dengan dukungan penuh dari puskesmas dan dinas pendidikan setempat.
“Keberhasilan Pasuruan dapat menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam membangun generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing menuju Indonesia Emas 2045. Program Model gizi anak sekolah terintegrasi ini adalah praktik baik yang menunjukkan bagaimana intervensi gizi bisa diintegrasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Kita perlu memperluasnya agar lebih banyak sekolah merasakan manfaatnya." ujar Sukadiono.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga pendidikan, dan mitra pembangunan internasional dalam upaya menurunkan angka stunting dan meningkatkan kualitas kesehatan anak Indonesia menuju Indonesia Emas 2045, tutup Deputi Sukadiono.