Apresiasi inovasi Pemerintah Desa melalui produktivitas BumDes Sebagai Ujung Tombak Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Penurunan Angka Prevalensi Stunting di Maros
KEMENKO PMK -- Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengapresiasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dinaril yang dikelola oleh Pemerintah Desa Sudirman, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan.
Hal itu disampaikannya saat melakukan Kunjungan Kerja dan Dialog Penanganan Stunting dan Kemiskinan Ekstrem di Desa Sudirman, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, pada Jumat (25/8/2023).
BUMDes Dinaril dikelola oleh Pemerintah Desa Sudirman sejak tahun 2017 dengan unit usaha diantaranya produksi batik ecoprinting, budidaya pengolahan jamur tiram, kerajinan tangan, serta wisata kuliner. BUMDes berhasil
melaksanakan pemberdayaan masyarakat dengan menyerap kurang lebih 50 orang pekerja.
Menurut Menko PMK, BumDes yang dikelola oleh masyarakat Desa Sudirman merupakan contoh baik dalam mengelola usaha masyarakat desa, yang juga merupakan salah satu cara untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Maros.
"Ini merupakan contoh luar biasa dalam pengelolaan BumDes. Bentuk program ketahanan pangan dan juga pengelolaan UMKM yang dikelola masyarakat desa," ujarnya.
Menurut Menko PMK, yang dilakukan oleh BUMDes Dinaril Maros sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk menggencarkan green economy. Bahkan menurutnya, yang dilakukan oleh BUMDes dalam pengelolaan batik ecoprint sudah sangat canggih dan lebih dulu mencanangkan green economy seperti arahan Presiden.
"Kalau ini diglorifikasi bisa lebih hebat. Green economy, ecoprint. Bahwa Maros lebih duluan melakukan green economy. Dan kalau bisa tidak hanya Desa Sudirman melakukan spesifikasi ini," ucapnya.
Diketahui, persentase kemiskinan ekstrem per Maret 2022 di Kabupaten Maros sebesar 2,51%. Angka ini berada di atas tingkat Provinsi Sulawesi Selatan sebesar 1,54% dan tingkat kemiskinan ekstrem nasional 2,04%.
Karenanya, menurut Menko PMK, program BUMDes Dinaril Maros bisa membantu mengentaskan kemiskinan ekstrem dengan meningkatkan pendapatan masyarakat kelas menengah bawah untuk ikut terlibat memproduksi. Hal ini juga sebagai langkah untuk menjadi desa mandiri melalui BUMDes.
"BUMDes ini untuk menuju desa mandiri. Kalau sudah jadi desa mandiri dipertahankan. Jangan puas harus ditingkatkan terus. Karena kalau BUMDes itu kalau dikembangkan bisa menjadi badan usaha yang powerful. Produknya ini juga keren-keren," ujarnya.
Selain itu dia juga meminta supaya intervensi dan bantuan sosial dari pemerintah Kabupaten Maros untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem sampai 0 persen dan juga bisa membantu penurunan angka stunting. Bisa melalui program bantuan sosial, juga melalui program padat karya, dan kegiatan produktif untuk mengikutsertakan masyarakat dan mendapatkan tambahan pendapatan.
"Caranya dilibatkan untuk produksi kegiatan produktif ehingga mendapatkan penghasilan dan program padat karya. Karena itu masing-masing kepala desa harus mentarget warga usia produktif suapaya bekerja," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Menko PMK didampingi oleh Bupati Maros Chaidir Syam, Ketua DPRD Maros Andi Patarai Amir, Danlanud Sultan Hasanuddin Marsma TNI Benny Arfan, Dandim Maros, Kapolres Maros, jajaran OPD Kabupaten Maros, Kepala Desa Sudirman, dan jajaran pejabat Eselon I Kemenko PMK.
Muhadjir melihat berbagai produk UMKM yang dikelola BUMDes Dinaril, seperti produk batik dengan teknik cetak daun yang disebut sebagai ecoprinting. Muhadjir juga menyempatkan untuk menjajal teknik cetak daun ecoprinting yang dicetak di kainndan kulit. Dia juga melihat ragam produk yang dihasilkan seperti selendang, kerudung, sepatu, dan juga tas.
Menko Muhadjir juga memborong beberapa barang untuk dibawa ke Jakarta dan akan turut mempromosikannya melalui media sosialnya. Menurutnya, barang produk BUMDes Dinaril bisa dipasarkan lebih luas lagi melalui toko daring ataupun jadi buah tangan ciri khas Desa Sudirman dan Kabupaten Maros.
Muhadjir juga berjanji akan memenuhi permintaan pihak Desa Sudirman dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk membantu memenuhi alat perlengkapan sarana produksi seperti mesin press, alat cetak sepatu, dan pemenuhan bahan baku seperti kulit dan kulit sintetis.