Wakili Menko PMK, Deputi bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama Jadi Pemateri Kuliah Umum di Lemhanas RI

Jakarta (19/07)--- Deputi bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kemenko PMK, Agus Sartono, hadir mewakili Menko PMK sebagai Pemateri pada Kuliah Umum Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LIX dan Peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXII Lemhanas RI, di Auditorium Gajah Mada, Gedung Lemhanas RI, Jakarta Pusat, Jumat Siang. Agus tampil membacakan sambutan sekaligus paparan Menko PMK yang bertajuk ‘Reformasi Pendidikan Guna Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Ketahanan Nasional’ dengan durasi kuliah umum hingga dua jam lebih. Para Peserta pendidikan merupakan ASN baik sipil maupun TNI/Polri yang kini menjabat pada level Eselon I dan II di instansinya masing-masing.

Mengawali sambutannya, Menko PMK mengingatkan kembali bahwa pendidikan atau lebih tepat dikatakan sebagai pembelajaran merupakan proses yang berlangsung seumur hidup, yaitu pembelajaran sejak lahir hingga akhir hayat. Pendidikan diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan akhlak mulia, budi perkerti luhur, dan watak, kepribadian, atau karakter unggul, serta berbagai kecakapan hidup. Maka, tambah Menko PMK, pendidikan harus menumbuhkan pemahaman tentang pentingnya keberlanjutan. Pendidikan sangat strategis bagi konservasi keberlanjutan pembangunan itu sendiri dan jawaban bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan inklusif berkelanjutan yang didukung oleh sumber daya manusia berkualitas akan memperkuat ketahanan nasional.

Rencana Kerja (RKP) Tahun 2020 yang berfokus pada peningkatan sumber daya manusia untuk pertumbuhan berkualitas yang memprioritaskan pada upaya yang meliputi pengentasan kemiskinan, konektivitas dan pemerataan, nilai tambah ekonomi dan kesempatan kerja, ketahanan sumberdaya dan lingkungan hidup, serta stabilitas pertahanan dan keamanan, telah menetapkan sejumlah langkah strategis. Salah satunya yaitu pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas untuk semua penduduk dan peningkatan kualitas tenaga kerja yang berdaya saing. “Untuk itu reformasi pendidikan melalui revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi keharusan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dunia kerja. Reformasi tersebut sangat diperlukan guna mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong serta meningkatkan ketahanan nasional,” kata Menko PMK lagi.

Agus lalu menambahkan bahwa revitalisasi vokasi ini masih punya banyak pekerjaan besar yang harus segera diselesaikan terutama masalah sarana dan prasarana; kurikulum; tenaga pengajar; dan sertifikasi kompetensi. Selain itu, Agus juga menyoroti kehadiran KIP Kuliah yang tidak lama lagi akan diluncurkan pemerintah. “Kita tentu senang bahwa anak-anak kita terutama yang berasal dari keluarga tidak mampu akan punya banyak kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya,” kata Agus lagi. “Topik mengenai pendidikan selamanya memang akan sangat menarik untuk dibahas karena kita semua tentu sepakat bahwa pendidikan itu penting bagi masa depan generasi muda kita di masa depan.”

Lanjut membacakan sambutan Menko PMK, Agus lalu mengungkapkan bahwa integrasi revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi dilengkapi dengan pemberian KIP Kuliah diharapkan menjadi salah satu kunci keberhasilan pemerintah dalam menekan angka pengangguran, mengurangi tingkat kemiskinan, dan pada gilirannya meningkatkan ketahanan nasional. Di hadapan peserta program, Menko PMK juga memaparkan sejumlah capaian keberhasilan pemerintah dalam lima tahun terakhir yaitu menurunnya angka kemiskinan; keberhasilan manfaat dana desa; menurunnya ketimpangan sosial; naiknya Indeks Pembangunan Manusia; meningkatnya angka harapan hidup; dan yang terakhir adalah upaya keras memberantas stunting serta program imunisasi nasional. (*)